Masker dan Physical Distancing Tekan Risiko Penularan Corona


StudioTangkas - Virus corona penyebab Covid-19 menyebar dari orang ke orang melalui kontak dekat. Ulasan dan meta analisis teranyar menemukan bahwa penggunaan masker dan pelindung mata serta menjaga jarak fisik mampu menurunkan risiko transmisi virus SARS-CoV-2.

Dalam studi tersebut, para peneliti mencoba mempelajari efektivitas dari penerapan physical distancing serta penggunaan masker dan pelindung mata terhadap transmisi virus corona.

"Kami bertujuan untuk menyelidiki efek jarak fisik, masker, dan pelindung mata terhadap penularan virus," tulis para peneliti, menukil jurnal The Lancet.

Para peneliti melakukan tinjauan sistematis dan meta analisis dari sejumlah studi yang telah ada sebelumnya. Analisis mengidentifikasi 172 penelitian observasional di 16 negara dalam enam benua dan 44 studi komparatif.

Hasilnya, tinjauan tersebut menyarankan masyarakat agar setidaknya menjaga jarak fisik sejauh 1-2 meter atau lebih jika memungkinkan. Berikut tiga temuan utama dalam tinjauan.

Menjaga jarak fisik

Tinjauan menyimpulkan, kemungkinan transmisi virus mencapai 12,8 persen pada jarak kurang dari 1 meter. Kemungkinan transmisi akan turun menjadi 2,6 persen ketika penerapan physical distancing ditetapkan pada jarak lebih dari 1 meter. Lebih lanjut, tinjauan menemukan bahwa jarak 2 meter akan lebih efektif mencegah transmisi virus.

Penggunaan masker

Peluang transmisi virus akan mencapai 17,4 persen saat seseorang tak mengenakan masker. Namun, peluang itu turun menjadi 3,1 persen saat masker digunakan.


STUDIO TANGKAS adalah Agen Tangkas Online, Agen Poker Online, Agen Poker GLX
Dapatkan BONUS CASHBACK TANGKAS 10% UNLIMITED



Penggunaan pelindung mata

Peluang transmisi virus akan mencapai 16 persen saat tidak menggunakan pelindung mata. Peluang menurun hingga 5,5 persen saat menggunakan pelindung mata.

Sebagaimana diketahui, droplet atau percikan cairan dari mulut atau hidung saat bersin dan batuk menjadi satu-satunya cara penularan virus corona.

"Hasil tinjauan bisa membantu para pembuat kebijakan untuk menerapkan jarak fisik 1-2 meter atau lebih jika memungkinkan," ujar peneliti.

Hingga saat ini, pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sendiri hanya mewajibkan penggunaan masker pada orang sehat yang merawat pasien Covid-19. Sementara Center for Disease and Control (CDC) Amerika Serikat merekomendasikan penggunaan masker saat sedang berada pada suatu kondisi atau daerah di mana jarak fisik tak dapat diterapkan.

Juru Bicara WHO, Tarik Jasarevic mengatakan, saat ini pihaknya tengah dalam proses memperbaharui pedoman soal pemakaian masker.

"Pedoman baru itu juga mungkin akan mencantumkan anjuran bahan terbaik untuk pembuatan masker," ujar Jasarevic.

Sebelumnya, sejumlah ahli di dunia telah melakukan banyak penelitian dalam upaya mencari cara paling ampuh untuk menekan penyebaran Covid-19. Namun, bukti-bukti ilmiah yang disertakan dirasa tak selalu jelas.

Kendati demikian, alih-alih berfokus pada hasil-hasil penelitian, para ahli di dunia tetap sepakat tentang pentingnya kebiasaan mencuci tangan secara menyeluruh dan teratur demi mencegah Covid-19. 


Posted by Studio Tangkas
Studio Tangkas | Agen Tangkas Online Indonesia

WhatsApp : +855 935 89 168

Comments

Popular posts from this blog

Mengenal Penyakit Asma dan Cara Menangkal Serangannya

Kelelawar, Hewan Pembawa 137 Virus Penyakit

Menstruasi alias haid tak jarang membuat hari-hari 'berwarna', boleh jadi mood yang naik-turun atau respons tubuh yang tak seperti biasanya. Bahkan jelang haid, perempuan kadang dibuat tidak nyaman karena kembung. Rasa tidak nyaman pada hari-hari sebelum haid tiba selalu dihubungkan dengan gejolak hormon. Anggapan ini tidak keliru. Kembung jadi efek dari fluktuasi hormon estrogen dan kadar hormon progesteron yang drop. Meggie Smith, spesialis kandungan-kebidanan, menuturkan saat kadar estrogen lebih tinggi, tubuh cenderung menahan air. "Progesteron, yang tinggi di paruh kedua siklus Anda, dapat membuat saluran pencernaan menjadi lebih lambat," kata Smith dikutip dari Women's Health Magazine. Perempuan biasanya mengalami kembung selama dua hari jelang haid. Namun ada pula yang sampai lima hari. Bagaimana cara mengatasinya? 1. Asupan makanan kaya potasium Perhatikan konsumsi makanan Anda. Isi piring dengan makanan dengan kandungan potasium atau kalium. Isabel Smith, ahli diet dan fitness di New York City menyarankan makanan tinggi potasium seperti pisang, tomat, blewah dan asparagus untuk membantu menyeimbangkan cairan tubuh. Selain itu, Anda juga bisa mengonsumsi makanan yang bisa berperan jadi diuretik alami seperti seledri, timun, semangka, dan jus lemon. Sherry Ross, ahli kesehatan perempuan di Providence Saint John's Health Center, berkata makanan ini ditambah bawang dan jahe bisa membuat tubuh terasa lebih ringan selama haid. 2. Hindari makanan pemicu gas Kembung bisa bertahan lebih lama akibat konsumsi makanan yang memicu gas. Barangkali jenis makanan seperti brokoli dan brussels sprout menginspirasi Anda untuk konsumsi makanan sehat, tetapi tidak untuk saat ini. Brokoli, kubis, kacang-kacangan, kembang kol juga brussels sprout mengandung gula kompleks yang disebut raffinose. Manusia tidak memiliki cukup banyak enzim untuk memecah jenis gula ini sehingga mengakibatkan kembung. Hal ini berpotensi memicu atau memperparah kondisi. 3. Kurangi kafein dan alkohol Jelang haid, sebaiknya Anda mengurangi atau bahkan menghindari kafein dan alkohol. Diana Bitner, spesialis kandungan di Michigan, mengatakan alkohol bisa memicu rasa tidak nyaman pada payudara, mood kacau dan kembung. "Dan kopi bisa menimbulkan stimulasi berlebihan pada saluran cerna dan mengiritasi perut, membuat Anda dehidrasi, yang mengakibatkan Anda menyimpan banyak air," imbuh dia. 4. Jauhi soda Ada sebagian yang meyakini konsumsi minuman bersoda bisa meredakan rasa tidak nyaman jelang haid. Namun Smith mengungkapkan, hal tersebut justru bisa membuat kembung semakin parah. Ini pun berlaku pada minuman berpemanis. "Jangan biarkan label-label yang menggunakan pemanis buatan membodohi Anda, mereka juga mengakibatkan kembung," kata Smith mengingatkan. Daripada minum minuman berpemanis atau bersoda, lebih baik minum air putih atau campur dengan peppermint untuk meredakan kembung. 5. Tak perlu konsumsi buah secara masif Saat perut kembung dan tidak nyaman, kadang terlintas untuk menambah konsumsi buah-buahan dan sayuran. Sebenarnya sah-sah saja dan bagus untuk kesehatan. Tetapi menambah porsi buah dan sayur selama masa haid malah membuat perut kembung. Sara Twogood, asisten profesor kebidanan dan ginekologi di University of Southern California Keck School of Medicine mengatakan kembung terjadi akibat tubuh tidak terbiasa dengan asupan serat yang banyak dan dalam waktu singkat.