Ikatan Dokter Jelaskan Risiko Tinggi Infeksi Corona di Anak


Bola Tangkas - Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Aman B Pulungan menerangkan resiko penularan virus corona (Covid-19) pada anak cukup tinggi, terutama bila tidak mendapat pengawasan ketat dari orang tua.

"Ada kegiatan di luar rumah yang rawan menularkan ke anak, maka perlu pengawasan," ucap Aman Minggu (24/5).

Merujuk pada data sebaran corona di Indonesia yang dilihat pada laman https://covid19.go.id/peta-sebaran per 24 Mei 2020, pasien positif corona untuk kategori umur 0-5 tahun mencapai 2 persen, dan kategori umur 6-17 sebanyak 5,45 persen.

Pada grafik tersebut diketahui kategori umur yang paling banyak positif di Indonesia adalah usia 31-45, disusul usia 46-59, 18-30, dan lebih dari 60.

Untuk usia 0-5 tahun berada di posisi buncit, di bawah kategori usia 6-17. Masih ada 8,1 persen yang tak menunjukkan data usia.

Untuk diketahui, per 23 Mei 2020, pemerintah RI mengumumkan kasus positif di Indonesia sudah mencapai 21.745 pasien. Selain itu per hari yang sama, data Pasien Dalam Pengawasan (PDP) ada 11.495, sementara Orang Dalam Pemantauan (ODP) ada 49.958.

Namun, menurut Aman, angka kasus anak sebenarnya akan jauh lebih banyak jika dilakukan tes swab dan penelusuran kontak langsung (contact tracing) yang lebih masif dalam kasus Covid-19/

"Mungkin lebih banyak dari data tersebut, itulah mengapa orang tua perlu mengawasi anak karena penularannya mudah," kata Aman.

Aman juga menjelaskan, tidak ada perbedaan signifikan antara imunitas anak dan orang dewasa. Selama ini penularan virus corona dianggap hanya rentan menyerang orang usia lanjut. Padahal, tidak ada jaminan yang pasti kondisi serupa tidak terjadi pada anak-anak.

"Sama saja ya kalau bicara imunitas, tidak benar kelompok usia anak tidak rentan terhadap Covid-19," ucap Aman.


STUDIO TANGKAS adalah Agen Tangkas Online, Agen Poker Online, Agen Poker GLX
Dapatkan BONUS CASHBACK TANGKAS 10% UNLIMITED



Lebih lanjut, Aman mendesak supaya pemerintah memperhatikan upaya penerapan new normal terhadap anak. Terlebih dalam upaya memerhatikan kebutuhan dasar anak.

"Tatanan kehidupan normal harus disusun sesuai dengan kebutuhan dasar anak, bukan sebaliknya," imbuh Aman.

Kemudian, pemerintah harus memprioritaskan pemeriksaan pada anak sedini mungkin menggunakan metode swab test maupun real time PCR.

Ia pun menegaskan bahwa perawatan pada anak juga memerlukan metode khusus, tidak seperti pasien dewasa.

Aman menjelaskan, selama ini tes hanya dilakukan pada anak yang menunjukkan gejala berat penyakit Covid-19. Sementara untuk anak yang bergejala ringan dilakukan perawatan di rumah.

"Menghadapi pasien anak kan tidak mudah, terutama masalah psikologis, perawatan pada anak tidak hanya dengan pengobatan mandiri, tapi lebih baik ditemani dengan orang tuanya melakukan isolasi," jelasnya.

Dari data yang dimiliki pemerintah pusat, per Minggu (24/5), jumlah pasien kategori 0-5 tahun mencapai 1,2 persen dari total kasus positif yang sudah sembuh. Sementara itu, untuk kategori usia 6-17 tahun mencapai 3,6 persen.

Untuk angka fatal, kategori 0-5 tahun persentasenya 0,8 persen yang meninggal. Sementara itu, kategori 6-17 tahun mencapai 0,6 persen.



Posted by Studio Tangkas
Studio Tangkas | Agen Tangkas Online Indonesia

WhatsApp : +855 935 89 168

Comments

Popular posts from this blog

Mengenal Penyakit Asma dan Cara Menangkal Serangannya

Kelelawar, Hewan Pembawa 137 Virus Penyakit

Menstruasi alias haid tak jarang membuat hari-hari 'berwarna', boleh jadi mood yang naik-turun atau respons tubuh yang tak seperti biasanya. Bahkan jelang haid, perempuan kadang dibuat tidak nyaman karena kembung. Rasa tidak nyaman pada hari-hari sebelum haid tiba selalu dihubungkan dengan gejolak hormon. Anggapan ini tidak keliru. Kembung jadi efek dari fluktuasi hormon estrogen dan kadar hormon progesteron yang drop. Meggie Smith, spesialis kandungan-kebidanan, menuturkan saat kadar estrogen lebih tinggi, tubuh cenderung menahan air. "Progesteron, yang tinggi di paruh kedua siklus Anda, dapat membuat saluran pencernaan menjadi lebih lambat," kata Smith dikutip dari Women's Health Magazine. Perempuan biasanya mengalami kembung selama dua hari jelang haid. Namun ada pula yang sampai lima hari. Bagaimana cara mengatasinya? 1. Asupan makanan kaya potasium Perhatikan konsumsi makanan Anda. Isi piring dengan makanan dengan kandungan potasium atau kalium. Isabel Smith, ahli diet dan fitness di New York City menyarankan makanan tinggi potasium seperti pisang, tomat, blewah dan asparagus untuk membantu menyeimbangkan cairan tubuh. Selain itu, Anda juga bisa mengonsumsi makanan yang bisa berperan jadi diuretik alami seperti seledri, timun, semangka, dan jus lemon. Sherry Ross, ahli kesehatan perempuan di Providence Saint John's Health Center, berkata makanan ini ditambah bawang dan jahe bisa membuat tubuh terasa lebih ringan selama haid. 2. Hindari makanan pemicu gas Kembung bisa bertahan lebih lama akibat konsumsi makanan yang memicu gas. Barangkali jenis makanan seperti brokoli dan brussels sprout menginspirasi Anda untuk konsumsi makanan sehat, tetapi tidak untuk saat ini. Brokoli, kubis, kacang-kacangan, kembang kol juga brussels sprout mengandung gula kompleks yang disebut raffinose. Manusia tidak memiliki cukup banyak enzim untuk memecah jenis gula ini sehingga mengakibatkan kembung. Hal ini berpotensi memicu atau memperparah kondisi. 3. Kurangi kafein dan alkohol Jelang haid, sebaiknya Anda mengurangi atau bahkan menghindari kafein dan alkohol. Diana Bitner, spesialis kandungan di Michigan, mengatakan alkohol bisa memicu rasa tidak nyaman pada payudara, mood kacau dan kembung. "Dan kopi bisa menimbulkan stimulasi berlebihan pada saluran cerna dan mengiritasi perut, membuat Anda dehidrasi, yang mengakibatkan Anda menyimpan banyak air," imbuh dia. 4. Jauhi soda Ada sebagian yang meyakini konsumsi minuman bersoda bisa meredakan rasa tidak nyaman jelang haid. Namun Smith mengungkapkan, hal tersebut justru bisa membuat kembung semakin parah. Ini pun berlaku pada minuman berpemanis. "Jangan biarkan label-label yang menggunakan pemanis buatan membodohi Anda, mereka juga mengakibatkan kembung," kata Smith mengingatkan. Daripada minum minuman berpemanis atau bersoda, lebih baik minum air putih atau campur dengan peppermint untuk meredakan kembung. 5. Tak perlu konsumsi buah secara masif Saat perut kembung dan tidak nyaman, kadang terlintas untuk menambah konsumsi buah-buahan dan sayuran. Sebenarnya sah-sah saja dan bagus untuk kesehatan. Tetapi menambah porsi buah dan sayur selama masa haid malah membuat perut kembung. Sara Twogood, asisten profesor kebidanan dan ginekologi di University of Southern California Keck School of Medicine mengatakan kembung terjadi akibat tubuh tidak terbiasa dengan asupan serat yang banyak dan dalam waktu singkat.