6 Pilihan Pemanis Alami Pengganti Gula


GLXGames - Terlalu banyak konsumsi gula tak baik untuk kesehatan. Gunakan beberapa pemanis alami berikut sebagai pengganti gula.

Konsumsi gula berlebih diketahui dapat meningkatkan risiko penyakit kronis seperti diabetes, penyakit jantung, dan kanker. Sayang, banyak orang tanpa sadar mengonsumsi gula dalam jumlah berlebih.

Selain menyebabkan masalah kesehatan, gula juga memiliki sifat adiktif. Konsumsi gula dapat melepaskan hormon dopamin yang aktif saat tubuh merasakan candu. Hal ini membuat tubuh akan terus merasa lapar dan makan berlebihan, terutama pada individu yang stres.

Untungnya, ada banyak cara untuk membuat makanan dan minuman terasa manis tanpa perlu menambahkan gula. Sejumlah pemanis alami ini dapat memberikan rasa manis tanpa perlu takut meningkatkan risiko lonjakan gula darah.

Journal of American Dietetic Association menemukan bahwa mengganti gula dengan pemanis alami-termasuk sirup maple dan madu-dapat meningkatkan asupan antioksidan dan menawarkan manfaat lain.

Berikut beberapa pemanis alami pengganti gula, mengutip berbagai sumber.
1. Stevia

Stevia merupakan pemanis alami yang diekstrak dari daun semak di America Selatan. Secara ilmiah, tanaman itu dikenal dengan sebutan Stevia rebaudiana.

Mengutip Healthline, pemanis nabati ini diekstraksi dari senyawa yang ada di dalam tanaman. Dengan kandungan nol kalori, pemanis alami ini bisa memberikan rasa 350 kali lebih manis daripada gula buatan.

Daun Stevia rebaudiana juga mengandung sejumlah nutrisi lain yang menawarkan manfaat kesehatan seperti menurunkan tekanan darah serta menjaga kadar gula darah dan insulin.

2. Sirup yacon

Sirup ini diekstrak langsung dari tanaman yacon yang berasal dari Amerika Selatan. Tanaman ini dikenal secara ilmiah dengan sebutan Smallanthus sonchifolius.

Sirup ini mengandung sepertiga kalori gula biasa atau sekitar 1,3 kalori per gram.

Kandungan fructooligosaccharides di dalamnya membuat sirup yacon juga menawarkan manfaat kesehatan lain. Penelitian menunjukkan fructooligosaccharides dapat mengurangi indeks glikemik, berat badan, dan risiko kanker usus besar.

Tak hanya itu, fructooligosaccharides juga memberi makan bagi bakteri baik di usus, yang sangat penting untuk kesehatan secara keseluruhan. Bakteri baik di usus dapat menurunkan risiko diabetes dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Kendati disebut aman, namun konsumsi sirup yacon dalam jumlah besar dapat menyebabkan gas berlebih, diare, dan pencernaan yang tidak nyaman.

3. Gula kelapa

Gula kepala diekstraksi dari nira kelapa. Gula kelapa mengandung sejumlah nutrisi seperti zat besi, zync, kalsium, kalium, dan antioksidan.

Kendati demikian, kalori dalam gula kelapa masih terbilang tinggi. Gula kelapa mengandung jumlah kalori yang sama seperti gula buatan.

Gula kelapa juga sangat tinggi kadar fruktosa, salah satu kandungan utama dalam gula yang menimbulkan berbagai masalah kesehatan.


STUDIO TANGKAS adalah Agen Tangkas Online, Agen Poker Online, Agen Poker GLX
Dapatkan BONUS CASHBACK TANGKAS 10% UNLIMITED


4. Madu

Madu mengandung sejumlah vitamin dan mineral. Madu juga mengandung banyak senyawa antioksidan yang bermanfaat untuk tubuh.

Asam fenolik dan flavonoid dalam madu bertanggung jawab dalam mencegah diabetes, peradangan, penyakit jantung, dan kanker.

Meski memiliki berbagai manfaat kesehatan yang menjanjikan, namun madu mengandung fruktosa yang dapat berkontribusi terhadap masalah kesehatan.

5. Sirup maple

Sirup maple adalah cairan kental yang dibuat dengan memasak getah pohon maple. Di dalamnya terkandung sejumlah mineral yang diperlukan tubuh termasuk kalsium, kalium, zat besi, zync, dan mangan.

Beberapa studi juga menemukan bahwa sirup maple memiliki sifat anti-kanker. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi hal tersebut.

Meski mengandung nutrisi dan antioksidan yang bermanfaat, sirup maple masih tinggi gula. Sama seperti gula kelapa dan madu, sirup maple adalah pengganti gula populer yang harus dikonsumsi dalam jumlah sedang.

6. Kurma

Buah satu ini dapat dimakan dalam kondisi segar atau kering. Buah ini juga bisa dihaluskan menjadi pasta sebagai pemanis alami pengganti gula.

Kurma juga dapat membantu mereka yang memiliki masalah pencernaan dan meningkatkan pertumbuhan bakteri baik dalam usus karena kandungan seratnya yang tinggi.

Namun, mengutip Mind Body Green, fruktosa dalam kurma masih terbilang tinggi. Maka dari itu, penting bagi Anda untuk menjaga jumlah asupannya.

Konsumsi sederet pemanis alami pengganti gula di atas dalam batas wajar. Penggunaan berlebih hanya akan menimbulkan masalah kesehatan.



Posted by Studio Tangkas
Studio Tangkas | Agen Tangkas Online Indonesia

WhatsApp : +855 935 89 168

Comments

Popular posts from this blog

Mengenal Penyakit Asma dan Cara Menangkal Serangannya

Kelelawar, Hewan Pembawa 137 Virus Penyakit

Menstruasi alias haid tak jarang membuat hari-hari 'berwarna', boleh jadi mood yang naik-turun atau respons tubuh yang tak seperti biasanya. Bahkan jelang haid, perempuan kadang dibuat tidak nyaman karena kembung. Rasa tidak nyaman pada hari-hari sebelum haid tiba selalu dihubungkan dengan gejolak hormon. Anggapan ini tidak keliru. Kembung jadi efek dari fluktuasi hormon estrogen dan kadar hormon progesteron yang drop. Meggie Smith, spesialis kandungan-kebidanan, menuturkan saat kadar estrogen lebih tinggi, tubuh cenderung menahan air. "Progesteron, yang tinggi di paruh kedua siklus Anda, dapat membuat saluran pencernaan menjadi lebih lambat," kata Smith dikutip dari Women's Health Magazine. Perempuan biasanya mengalami kembung selama dua hari jelang haid. Namun ada pula yang sampai lima hari. Bagaimana cara mengatasinya? 1. Asupan makanan kaya potasium Perhatikan konsumsi makanan Anda. Isi piring dengan makanan dengan kandungan potasium atau kalium. Isabel Smith, ahli diet dan fitness di New York City menyarankan makanan tinggi potasium seperti pisang, tomat, blewah dan asparagus untuk membantu menyeimbangkan cairan tubuh. Selain itu, Anda juga bisa mengonsumsi makanan yang bisa berperan jadi diuretik alami seperti seledri, timun, semangka, dan jus lemon. Sherry Ross, ahli kesehatan perempuan di Providence Saint John's Health Center, berkata makanan ini ditambah bawang dan jahe bisa membuat tubuh terasa lebih ringan selama haid. 2. Hindari makanan pemicu gas Kembung bisa bertahan lebih lama akibat konsumsi makanan yang memicu gas. Barangkali jenis makanan seperti brokoli dan brussels sprout menginspirasi Anda untuk konsumsi makanan sehat, tetapi tidak untuk saat ini. Brokoli, kubis, kacang-kacangan, kembang kol juga brussels sprout mengandung gula kompleks yang disebut raffinose. Manusia tidak memiliki cukup banyak enzim untuk memecah jenis gula ini sehingga mengakibatkan kembung. Hal ini berpotensi memicu atau memperparah kondisi. 3. Kurangi kafein dan alkohol Jelang haid, sebaiknya Anda mengurangi atau bahkan menghindari kafein dan alkohol. Diana Bitner, spesialis kandungan di Michigan, mengatakan alkohol bisa memicu rasa tidak nyaman pada payudara, mood kacau dan kembung. "Dan kopi bisa menimbulkan stimulasi berlebihan pada saluran cerna dan mengiritasi perut, membuat Anda dehidrasi, yang mengakibatkan Anda menyimpan banyak air," imbuh dia. 4. Jauhi soda Ada sebagian yang meyakini konsumsi minuman bersoda bisa meredakan rasa tidak nyaman jelang haid. Namun Smith mengungkapkan, hal tersebut justru bisa membuat kembung semakin parah. Ini pun berlaku pada minuman berpemanis. "Jangan biarkan label-label yang menggunakan pemanis buatan membodohi Anda, mereka juga mengakibatkan kembung," kata Smith mengingatkan. Daripada minum minuman berpemanis atau bersoda, lebih baik minum air putih atau campur dengan peppermint untuk meredakan kembung. 5. Tak perlu konsumsi buah secara masif Saat perut kembung dan tidak nyaman, kadang terlintas untuk menambah konsumsi buah-buahan dan sayuran. Sebenarnya sah-sah saja dan bagus untuk kesehatan. Tetapi menambah porsi buah dan sayur selama masa haid malah membuat perut kembung. Sara Twogood, asisten profesor kebidanan dan ginekologi di University of Southern California Keck School of Medicine mengatakan kembung terjadi akibat tubuh tidak terbiasa dengan asupan serat yang banyak dan dalam waktu singkat.